A.
Judul
UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA ANAK
KELOMPOK B DI
TAMAN KANAK-KANAK SEJAHTERA KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2011/2012
B.
Nama
Penulis
Siti Jenab, A.Ma.Pd
C.
Abstrak
dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata kunci : kemampuan, berhitung, jarimatika.
Masalah yang dibahas dalam
penelitian ini adalah bagaimana upaya meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan melalui metode jarimatika.Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
ini adalah ingin mengetahui kemampuan berhitung anak dengan pendekatan metode
jarimatika mudah dan menyenangkan.Sumber data penelitian ini adalah anak TK. Harapan
Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis sejumlah 15 anak.Waktu
penelitian pada semester I. Penelitian dilakukan selama 3 bulan.Data yang
dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif.Data kuantitatif adalah data
yang diperoleh dari hasil tes formatif pada setiap siklus.Sedangkan data
kualitatif berupa hasil observasi pada tiap siklus pembelajaran.Data yang
diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan kriteria keberhasilan untuk
mengetahui paham dan tidak paham hasil belajar anak.Hasil penelitian kemampuan
berhitung anak melalui metode jarimatika pada studi awal anak paham hanya 4
anak atau 27 % dari seluruh anak.Pada siklus 1 anak paham 7 anak atau
47%.Prestasi anak dari studi awal ke siklus I anak yang paham bertambah 3 anak
atau 20%.Pada siklus II anak yang paham mencapai 80% atau 12 anak dari 15 anak.
Kemampuan anak dalam pembelajaran
berhitung permulaan melalui metode jarimatika pada kelompok B TK. Harapan
Sindangsari mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil pengamatan kemampuan
berhitung anak pada studi awal hanya 4 anak atau 27% dan meningkat menjadi 47%
atau 7 anak pada siklus I dan pada siklus II adalah 80% atau 12 anak yang paham
dari 15 anak. Simpulan penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan
berhitung permulaan anak dengan mudah dan menyenangkan.
D.
Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)
merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada pada
jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama TK
adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku,
dan keterampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya
di sekolah dasar. Untuk dapat menggali potensi yang dimiliki oleh setiap anak,
maka diperlukan adanya usaha yang sesuai dengan kondisi anak masing-masing.
Upaya ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara termasuk melalui berhitung
permulaan.
Berhitung di TK tidak hanya terkait
dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan
emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara
menarik, bervariasi dan menyenangkan. Metode berhitung merupakan bagian dari
matematika, hal ini diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung
yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan
yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun
kesiapan untuk mengikuti pendidikan selanjutnya (Depdiknas, 2007:1).
Pada kenyataannya, pembelajaran
berhitung masih terasa sulit terutama bagi anak usia dini. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor permasalahan baik dari guru, siswa maupun sumber belajar
sebagai pendukungnya.Oleh karena itu untuk memecahkan permasalahan tersebut diperlukan
penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran
berhitung permulaan untuk anak TK, hal ini ditandai dengan kondisi sebagai
berikut.
1.
Dari 15 anak baru 7 anak atau 47
% paham lambang bilangan sedangkan 8 anak atau 53 % belum paham lambang
bilangan.
2.
Untuk memahami proses berhitung
tambah kurang secara sederhana hanya 5 anak atau 33 % yang paham dan mampu
sementara 10 anak atau 67 % belum mampu dan tidak paham untuk melakukan proses
berhitung sederhana.
3.
Dari jumlah anak 15 yang mengikuti
pembelajaran berhitung sekitar 5 anak atau 33 % sedangkan yang lainnya masih
pasif tidak mau mengikuti pembelajaran berhitung.
Adapun masalah yang dihadapi guru,
meliputi:
1.
kurang mampu memilih dan menggunakan
metode pembelajaran;
2.
alat peraga dalam pembelajaran masih
terbatas.
Oleh
karena itu untuk memecahkan permasalahan diatas peneliti mencoba mencari jalan
keluar dengan upaya perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
agar tercipta suasana yang diharapkan.
b.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
pengamatan dan penelitian, masalah yang teridentifiksi, yaitu:
1.
guru kurang menguasai metode yang
bervariatif untuk membelajarkan anak dalam berhitung permulaan;
2.
fasilitas lain, seperti alat peraga,
media, buku ajar masih kurang dimiliki sekolah, sehingga anak tidak termotivasi
untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, termasuk saat
belajar berhitung permulaan.
c.
Batasan
Masalah
Dari masalah-masalah yang teridentifikasi, masalah yang
dipilih oleh peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran anak kelompok B TK.
Harapan Sindangsari,Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran
2011/2012,yaitu :
1.
kurangnya metode pembelajaran
berhitung permulaan yang mudah dan menarik bagi anak;
2.
motivasi anak untuk belajar
berhitung belum maksimal.
Dengan
menggunakan metode jarimatika anak-anak akan merasa senang dan mudah dalam
mengikutinya, karena disampaikan dengan gembira dan hanya menggunakan jari-jari
tangannya yang tidak akan pernah ketinggalan ataupun terlupa dimana
menyimpannya. Disamping itu belajar dengan metode jarimatika tidak akan
memberatkan memori otak anak.
d.
Rumusan
Masalah
Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas,
apa yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut.
1.
Bagaimana langkah-langkah
menggunakan metode jarimatika untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada
anak kelompok B TK. Harapan Sindangsari?
2.
Apakah setelah digunakan metode
jarimatika, kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok B TK. Harapan
Sindangsari, meningkat?
a.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari kedua pokok
masalah yang telah dirumuskan di atas, yaitu sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahuilangkah-langkah
menggunakan metode jarimatika untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada
anak kelompok B TK. Sejahtera.
2.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berhitung permulaan pada anak kelompok B TK Sejahtera setelah digunakan metode
jarimatika.
b.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi berbagai
pihak, baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung, sebagai berikut.
1. Bagi Anak
Anak akan memperoleh pengetahuan dan
pengalaman belajar berhitung permulaan berdasarkan langkah-langkah metode
jarimatika.
2.
Bagi Guru
Guru peneliti dan teman sejawat akan memperoleh pengetahuan
dan pengalaman dalam mengelola kegiatan pembelajaran matematika permulaan yang
disajikan dengan menggunakan metode jarimatika.
3.
Bagi Sekolah
Sekolah dapat meningkatkan kualitas pengelolaan
pembelajaran, yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anak ke sekolah.
E.
Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
a.
Kajian Teori
a) Kemampuan
Didalam
kamus bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa,
sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan.
Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu yang harus ia
lakukan.
Menurut
Chaplin,Ability (kemampuan,
kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan)
untuk melakukan suatu perbuatan. Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir,
atau merupakan hasil latihan atau praktek. Adapula pendapat lain menurut
Sudrajat menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu
memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan.Kecapakan
ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses
pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki.
Kemampuan
adalah yang dapat dikuasai oleh anak setelah terjadinya proses belajar.
Kemampuan anak TK tentu tidak sama dengan kemampuan anak pada jenjang yang
lebih tinggi, mengingat usia, kematangan cara berpikir anak belum maksimal
(PGTK 2402).
b)
Berhitung Permulaan
Secara
umum permainan berhitung permulaan di TK bertujuan agar anak mengetahui
dasar-dasar pembelajaran berhitung, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih
siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang pendidikan
selanjutnya.Secara khusus, permainan berhitung permulaan di TK bertujuan agar
anak:
1.
Dapat berpikir logis dan sistematis
sejak dini, melalui pengamatan terhadap benda-benda konkrit, gambar atau
angka-angka yang terdapat disekitar anak.
2.
Dapat menyesuaikan dan melibatkan
diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan
berhitung.
3.
Memiliki ketelitian, konsentrasi,
abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
4.
Memiliki pemahaman konsep ruang dan
waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi
disekitarnya.
5.
Memiliki kreativitas dan imajinasi
dalam menciptakan sesuatu secara spontan.
Dalam
berhitung permulaan harus memperhatikan prinsip-prinsip permainan berhitung
permulaan, yakni sebagai berikut.
1.
Permainan berhitung diberikan secara
bertahap, diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa
konkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
2.
Pengetahuan dan keterampilan pada
permainan berhitung diberikan secara bertahap menurut kesukaannya, misal dari
konkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.
3.
Permainan berhitung akan berhasil
jika anak-anak diberi kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk
menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri.
4.
Permainan berhitung membutuhkan
suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk
itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan),
menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan.
5.
Bahasa yang digunakan di dalam
pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika
memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.
6.
Dalam permainan berhitung anak dapat
dikelompokan sesuai tahap penguasaannya yaitu tahap konsep, masa transisi dan
lambang.
7.
Dalam mengevaluasi hasil
perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan. (Depdiknas,
2007: 2).
c)
Metode
Jarimatika
Metode
adalah cara menyampaikan/mentransfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak usia TK
sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik.
Metode
merupakan bagian dari setrategi pembelajaran untuk mencapai tujuan dan dipilih
berdasarkan strategi kegiatan yang ditetapkan (PGTK 2001: 7).
Metode
yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok didalam keberhasilan
suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak. Pemilihan metode yang akan
digunakan harus relevan dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan
yang akan dilakukan (Depdiknas.2007, 13).
Jarimatika
adalah cara berhitung (operasi kali-bagi-tambah-kurang) dengan menggunakan
jari-jari tangan. Jarimatika lebih merupakan alat komunikasi orang tua kepada
anak-anaknya, yang merupakan sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan
berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah-kaidah berikut.
1.
Dimulai dengan memahamkan secara
benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, lambang bilangan, dan operasi
hitung dasar.
2.
Barulah kemudian mengajarkan cara
berhitung dengan jari-jari tangan.
3.
Prosesnya diawali, dilakukan dan
diakhiri dengan gembira.
Dibandingkan
dengan metode lain, metode jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep
terlebih dahulu baru ke caracepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara
matang. Selain itu metode ini disampaikan secara fun, sehingga anak-anak
akan merasa senang dan gampang dalam mengerjakannya.
Ada
beberapa kelebihan dari metode jarimatika dalam berhitung, yakni sebagai
berikut.
1.
Sederhana.
2.
Jarimatika memberikan visualisasi
proses berhitung, hal ini akan membuat anak mudah melakukannya.
3.
Gerakan jari-jari tangan akan
menarik minat anak, mungkin mereka menganggapnya lucu. Dengan begitu mereka
akan melakukannya dengan gembira.
4.
Jarimatika relatif tidak memberatkan
memori otak saat digunakan.
5.
Alatnya tidak perlu dibeli, tidak
akan pernah ketinggalan, ataupun terlupa dimana menyimpannya.
Karena
diberikan secara menyenangkan maka sistim limbik diotak anak akan
senantiasa terbuka sehingga memudahkan anak dalam menerima materi baru.
Membiasakan mengembangkan otak kanan dan kirinya, baik secara motorik maupun
secara fungsional, sehingga anak menganggap mudah, dan ini merupakan langkah
awal membangun rasa percaya dirinya untuk lebih jauh menguasai ilmu matematika
secara luas.
b.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan
kerangka diatas dapat diajukan hipotesis bahwa melalui metode jarimatika,
kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok B TK. Harapan Sindangsari,dapat
ditingkatkan.
F. Metodologi Penelitian
a.
Setting
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Kelompok B TK. Harapan Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis, dengan alasan bahwa peneliti bertugas di tempat ini. Adapun alasan
lain, meliputi:
1.
Penelitian dilakukan didalam kelas
yang diajar oleh guru sebagai peneliti.
2.
Peneliti Tindakan Kelas akan
berjalan baik jika terkait dengan program peningkatan guru dan pengembangan
materi di sekolah sendiri.
3.
Penelitian tindakan yang
dilaksanakan berkaitan dengan proses, materi dan evaluasi pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas.
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2011/2012
selama tiga bulan.
b.
Subjek dan
Objek Penelitian
Subjek
penelitian tindakan ini adalah anak TK kelompok B sejumlah 15 anak, terdiri
dari 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Objek penelitiannya adalah proses
pembelajaran berhitung permulaan melalui metode jarimatika pada anak kelompok B
TK. Harapan SindangsariKecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
c.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
penelitian, teknik pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting.Bahkan
merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti.Untuk mendapatkan data yang
diperlukan maka peneliti menggunakan beberapa teknik, di antaranya observasi,
wawancara, kajian dokumen, dan tes.
d.
Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif
komporatif dan analisis kritis, teknik deskriptif komparatif digunakan untuk
data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antara siklus. Peneliti
membandingkan hasil sebelum penelitian dengan membandingkan hasil pada akhir
setiap siklus (Suwandi, 2008:70)
Teknik
komparatif dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian
siklus pertama dan kedua.Hasil komparasi tersebut digunakan untuk mengetahui
indikator keberhasilan dan kegagalan dalam setiap siklus.Indokator yang berlum
tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya sehingga dapat meningkatkan
kemampuan siswa.
Teknik
analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni mencakup kegiatan untuk
mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses
pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisis tersebut dijadikan
dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.Setelah
kondisi awal kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika siswa
diketahui, peneliti bersama kolaboran merencanakan siklus tindakan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi.Setiap siklus berakhir, diketahui adanya
peningkatan kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika.
3.7 Indikator
Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
Kriteria
untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran dalamberhitung
permulaan melalui metode jarimatika adalah sebagai berikut.
1.
Proses perbaikan pembelajaran
dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika total jumlah anak mampu
berhitung permulaan melalui metode jarimatika diatas 75 %.
2.
Proses perbaikan pembelajaran
dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika jumlah anak yang paham
berhitung permulaan dengan metode jarimatika sama dengan jumlah anak yang paham
berhitung permulaan dengan metode jarimatika ditambah dengan jumlah anak yang
sangat paham berhitung dengan metode jarimatika diatas 75 %.Dengan simbol nilai
yaitu : lingkatan (O) = anak belum paham ceklis (Ñ´) = anak yang paham,
lingkaran penuh ( ) = anak sangat paham.
3.
Proses perbaikan pembelajaran
dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika jumlah anak yang paham
ditambah jumlah anak yang sangat paham berhitung permulaan dengan metode
jarimatika diatas 75 %.
e.
Prosedur
Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research (CAR) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru didalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani,
2008:1).Setiap langkah PTK memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning,)
tindakan (acting), pengamatan (observing), fefleksi (reflecting).
G.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.
Hasil Penelitian
Siklus I
a) Perencanaan
Sebelum
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti membuat rencana kegiatan
pembelajaran agar dalam pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik dan sesuai
harapan.
Peneliti
mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan
langkah-lankgah pembelajaran, serta lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur
kemampuan atau prestasi siswa, dan lembar analisis untuk mencatat nilai yang
diperoleh siswa saat mengikuti pembelajaran tes berhitung permulaan dengan
jarimatika.
No
|
Komponen
|
Keterangan
|
1
|
RKH
|
1
(satu) set
|
2
|
Lembar
pengamatan
|
Dibuat
untuk siswa dan guru
|
3
|
Lembar
Evaluasi
|
Dibuat
sejumlah siswa
|
4
|
Lembar
Analisis
|
Dibuat
untuk siswa
|
Tabel 4.1
komponen-komponen yang dipersiapkan dalam siklus
b)
Tindakan
Setelah
semua komponen diatas dipersiapkan, peneliti dibantu dengan teman sejawat
sebagai Observer melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran berhitung
permulaan melalui metode jarimatika.
Tindakan
perbaikan pembelajaran berhitung permulaan dengan metode jarimatika
dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada akhir pertemuan peneliti memberikan review kepada siswa untuk mengetahui
seberapa pemahaman dan kemampuan siswa dalam menggunakan jari-jari tangannya
sesuai dengan proses berhitung jarimatika yang telah diajarkan. Pelaksanaan
tindakan dapat diuraikan sebagai berikut.
1.
Pertemuan pertama (RKH – 1)
Tahap awal : Salam, berdo`a, menyanyi lagu satu tambah satu
dilanjutkan dengan bercakap-cakap tentang kegiatan hari ini.
Tahap inti : Guru memberi contoh membilang dari 1 – 9 dengan
menggunakan yel-yel jarimatika, yaitu dengan jari-jari tangan. Kemudian anak
mengikutinya sampai paham dan mampu untuk membuka dan menutup jari-jarinya
dengan sempurna.
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari dilanjutkan dengan
mengingat yel-yel yang diajarkan kemudian berdo`a, salam, pulang.
2.
Pertemuan ke dua (RKH – 2)
Tahap awal : Salam, berdo`a, dilanjutkan dengan yel-yel jarimatika.
Tahap inti : Guru memberi contoh membilang cara atau proses berhitung
penambahan dan pengurangan dengan jarimatika dari 1 – 4 dan diikuti oleh
anak-anak. Kemudian anak diberi soal untuk diselesaikan bersama-sama dengan
guru.
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari dan postest tambah
kurang 1 – 4 yang telah diajarkan kemudian berdo`a, salam, pulang.
3.
Pertemuan ketiga (RKH – 3)
Tahap awal : Salam, berdo`a, yel-yel jarimatika dilanjutkan dengan review
tambah kurang dari 1 – 4.
Tahap inti : Guru memberi contoh membilang dari 5 – 9 dengan
jarimatika diikuti oleh anak dan dilanjutkan dengan menyebutkan hasil tambah
kurang dari 5 – 9 dengan jarimatika sampai paham dan mampu memposisikan
jari-jari tangannya dengan sempurna.
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari postest tambah kurang
dari 5 - 9 kemudian berdo`a, salam, pulang.
4.
Pertemuan keempat (RKH – 4)
Tahap awal : Salam, berdo`a, yel-yel jarimatika.
Tahap inti : Reiew tambah kurang dari 1 – 9 dilanjutkan dengan
mengerjakan soal dilembar kerja, guru sifatnya mengamati dan membantu anak yang
mengalami kesulitan
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari dilanjutkan dengan tes
akhir, kemudian berdo`a, salam, pulang.
5.
Pertemuan kelima (RKH - 5)
Tahap awal : Salam, berdo`a, review tambah kurang dari 1 – 9.
Tahap inti : Pemberian tugas menyebutkan hasil tambah kurang dari 1 –
9 dilembar kerja dengan guru sebagai pengawasnya.
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari dilanjutkan dengan
postest tambah kurang dari 1 - 9 kemudian berdo`a, salam, pulang.
c) Pengamatan/Observasi
Observasi
merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan dalam melaksanakan konteks
penelitian tindakan kelas merupakan aktvitas yang dirancang dengan sengaja
untuk menghasilkan adanya peningkatan dalam praktek pendidikan dan pengajaran
dalam kondisi kelas tertentu.
Observasi
berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh pelaksanaan tindakan yang dapat
diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Observasi dilakukan
peneliti pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan mencatat apa
saja yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung kedalam lembar
pengamatan yang telah dipersiapkan. Selain itu perencanaan observasi bersifat
fleksibel dan terbuka dengan mencatat hal-hal yang tidak terduga ke dalam
jurnal, yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada saat proses pembelajaran.
Hasil
yang diperoleh siswa dalam siklus I yang memenuhi standar kepahaman ada 7 siswa
atau 47 % dari siswa yang berjumlah 15 siswa, sementara yang 8 siswa atau 53 %
yang lainnya belum paham.
d) Refleksi
Teman
sejawat sebagai observer melakukan pengamatan selama proses kegiatan perbaikan
pembelajaran.
Siklus II
a)
Perencanaan
Setelah
melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I yang hasilnya kurang
memuaskan maka peneliti melanjutkan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran
siklus II.
Peneliti
mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman didalam langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi untuk mencatat kekurangan siswa dan
guru selama proses pembalajaran, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dan lembar analisis untuk mencatat nilai yang diperoleh siswa
pada saat melaksanakan tes berhitung tambah kurang dengan jarimatika.
Untuk
memperjelas, peneliti sajikan perencanaan dalam bentuk tabel seperti berikut
ini:
No
|
Komponen
|
Keterangan
|
1
|
RKH
|
1 (satu) Set
|
2
|
Lembar pengamatan
|
Dibuat untuk siswa dan guru
|
3
|
Lembar evaluasi
|
Dibuat sejumlah siswa
|
4
|
Lembar analisis
|
Dibuat untuk siswa
|
Tabel 4.2 Komponen-komponen yang dipersiapkan dalam siklus
II
b)
Tindakan
Masih
dibantu teman sejawat sebagai observer, peneliti melaksanakan tindakan
perbaikan siklus II. Selama peneliti melakukan tindakan perbaikan, peneliti
berpedoman pada RKH dan melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus
I.Pelaksanaan tindakan dapat diuruaikan sebagai berikut :
1.
Pertemuan pertama (RKH – 1)
Tahap awal : Salam, berdo`a, yel-yel jarimatika, menyanyi lagu
jarimatika.
Tahap inti : Review tambah kurang 1 – 9 dengan jarimatika
bersama guru dan anak-anak dilanjutkan dengan mengerjakan dengan lembar kerja.
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari dilanjutkan dengan tes
akhir, kemudian berdo`a, salam, pulang.
2.
Pertemuan ke dua (RKH – 2)
Tahap awal :Salam, berdo`a, menyanyi lagu jarimatika.
Tahap inti : Guru bersama-sama dengan anak membilang 1 – 9 dengan
yel-yel tambah kurang dilanjutkan dengan pengenalan teman kecil jarimatika.
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari dan tes akhir (posttest) teman kecil jarimatika
kemudian berdo`a, salam, pulang.
3.
Pertemuan ketiga (RKH - 3)
Tahap awal : Salam, berdo`a, yel-yel jarimatika dilanjutkan dengan
menyanyi lagu teman kecil jarimatika.
Tahap inti : Review penambahan teman kecil jarimatika dilanjutkan
dengan menyebutkan hasil penambahan dengan teman kecil jarimatika dilembar
kerja.
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari postest penambahan
teman kecil jarmatika kemudian berdo`a, salam, pulang.
4.
Pertemuan keempat (RKH – 4)
Tahap awal : Salam, berdo`a, menyanyi lagu teman kecil jarimatika.
Tahap inti : Review penambahan teman kecil jarimatika dilanjutkan
dengan menyebutkan hasil penambahan dengan teman kecil jarimatika dilembar
kerja.
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari tes akhir (posttest) penambahan teman kecil
jarmatika kemudian berdo`a, salam, pulang.
5.
Pertemuan kelima (RKH - 5)
Tahap awal : Salam, berdo`a, review yel-yel tambah kurang, menyanyi
lagu teman kecil jarimatika.
Tahap inti : Review tambah kurang 1 – 9 dengan jarimatika dilanjutkan
menyebutkan hasil tambah kurang dari 1 – 9 dengan teman kecil jarimatika.
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari dilanjutkan dengan tes
akhir (posttest) tambah kurang dari 1
- 9 kemudian berdo`a, salam, pulang.
c)
Pengamatan/Observasi
Teman
sejawat yang peneliti minta menjadi observer selama kegiatan tindakan perbaikan
pembelajaran materi berhitung permulaan dengan metode jarimatika memberikan
hasil pengamatannya.
d) Refleksi
Setelah
tindakan perbaikan pembelajaran selesai dilaksanakan peneliti dan teman sejawat
berdiskusi membicarakan hasil tindakan perbaikan pembelajaran.
b.
Pembahasan
Siklus I
Pada
studi awal, banyaknya siswa yang mampu berhitung hanya 4 siswa atau 27 % dari
15 siswa yang ada. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar dan
metode pembelajaran yang mudah bagi siswa.Melihat kemampuan berhitung siswa yang
demikian kiranya diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran yang lebih mudah
dan menyenangkan bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk mengikutinya dan
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berhitung permulaan.
Pada
tindakan perbaikan pembelajaran berhitung permulaan dengan metode jarimatika
siklus I diadakan review dan tes untuk 15 siswa dan hasilnya ada 7 siswa
(47%) mampu dan dapat berhitung dengan mudah. Peningkatan ini karena
dalam tindakan perbaikan pembelajaran peneliti menggunkaan metode jarimatika
penambahan dan pengurangan dengan jari-jari tangan untuk alat bantunya dan akan
menarik minat anak karena dilakukan dengan gembira, sehingga anak akan merasa
senang dan mudah dalam berhitung.
Di
bawah ini peneliti akan sajikan hasil observasi dalam tabel rekapitulasi siswa
yang paham dan siswa yang tidak paham pada prasiklus dan siklus I.
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Siswa mampu
Paham dan mampu
|
Siswa tidak mampu
Tidak paham
|
1
|
Studi awal
|
4 siswa (27 %)
|
11 siswa (73 %)
|
2
|
Siklus I
|
7 siswa (47 %)
|
8 siswa (53 %)
|
Tabel 4.3
Rekapitulasi Siswa Mampu dan Tidak Mampu dalam Pembelajaran Berhitung Permulaan
Melalui Metode Jarimatika
Siklus
I menemukan beberapa kekurangan baik yang dilakukan siswa maupun guru.
Hasil penilaian dari rekan observer, antara lain :
1.
Dalam membuka dan menutup jari-jari
tangannya siswa masih kaku.
2.
Masih ragu-ragu dalam berhitung.
3.
Keaktifan siswa masih kurang.
4.
Penjelasan guru terlalu cepat.
Siklus II
Menurut
observer pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, di mana siswa
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran berhitung dengan jarimatika.Hal karena
dilakukan dengan nyanyian dan yel-yel yang mudah dan menyenangkan.Siswa yang
masih ragu-ragu membuka dan menutup jarinya terlihat lebih mudah dan
termotivasi untuk terus berhitung. Peneliti lebih sering menggunakan review
dengan nyanyian untuk memotivasi dan memudahkan anak untuk menggunakan jar-jari
tangannya untuk berhitung.
Setelah
diadakan review sambil bernyanyi dan diadakan tes berhitung berulang kali
ternyata pada siklus II ini mengalami peningkatan yang baik. Dari 15 siswa yang
ada pada kelompok B TK. Sejahtera yang paham dan mampu berhitung dengan metode
jarimatika bisa mencapai 12 anak atau 80 %, sedangkan yang belum mampu ada 3
siswa atau 20 %. Berikut ini peneliti sajikan hasil pengamatan rekan observer
terhadap aktivitas belajar siswa, seperti tertuang pada tabel berikut.
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Siswa mampu
Paham dan mampu
|
Siswa tidak mampu
Tidak paham
|
1
|
Studi awal
|
4 siswa (27 %)
|
11 siswa (73 %)
|
2
|
Siklus I
|
7 siswa (47 %)
|
8 siswa (53 %)
|
3
|
Siklus II
|
12 siswa (80%)
|
3 siswa (20%)
|
Tabel 4.4 Rekapitulasi Mampu dan
Tidak Mampu Siswa pada Pembelajaran BerhitungPermulaan dengan Metode Jarimatika
Mulai Studi Awal Hingga SiklusII
Dari
tabel di atas terlihat dengan jelas peningkatan kemampuan siswa dalam berhitung
dengan menggunakan metode jarimatika yang cukup baik dari siklus I ke siklus II,
yaitu siswa yang mampu dan paham mencapai 80 % atau 12 siswa dari 15 siswa yang
ada.
Setelah
selesai melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti dan
teman sejawat mendiskusikan hasil pengamatan dan temuan tentang keaktifan, dan
kemampuan siswa dalam berhitung dengan metode jarimatika masih banyak
kekurangannya.Hal ini terbukti baru 7 siswa atau 47 % yang paham berhitung
dengan metode jarimatika dari 15 siswa yang ada.
Maka
peneliti berencana untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II
dengan melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I, untuk mengurangi
kesalahan-kesalahan sekecil mungkin.
Berdasarkan
hasil kemampuan siswa yang telah mencapai 80 %, maka peneliti bersama observer
sepakat bahwa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan untuk kelompok B TK. Sejahtera
berhenti pada siklus II.
Berdasarkan
pembahasan hasil penelitian di atas diperoleh suatu gambaran bahwa hasil
belajar siswa pada tindakan perbaikan pembelajaran siklus I meningkat sebesar
20 % atau sebanyak 3 siswa dari hasil belajar siswa pada studi awal.Namun
demikian, hasil ini kurang memuaskan peneliti.Harapan peneliti lebih banyak lagi siswa yang akan
paham dan mampu menggunakan jari-jari tangannya untuk berhitung permulaan
tambah dan kurang sehingga siswa yang paham dan mampu dapat mencapai 75%
sesuai dengan harapan.
Pada
pra siklus siswa yang paham hanya 4 siswa atau (27 %) dari seluruh siswa, pada
siklus I siswa yang paham menjadi 7 siswa atau 47 % dari jumlah keseluruhan
siswa.Jadi prestasi siswa dari prosiklus ke siklus I siswa yang paham bertambah
3 siswa atau 20 %.
Ternyata
peningkatan pada prestasi siswa juga diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran berhitung permulaan dengan
menggunakan metode jarimatika yang hanya menggunakan jari-jari tangan tanpa
membebani memori otaknya.
Observer
melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran berhitung permulaan dengan metode
jarimatika untuk mengetahui secara langsung tindakan yang dilaksanakan dalam
mengamati saat proses tindakan. Monitoring dilakukan setiap pertemuan sesuai
jadwal penelitian.Hasil pengamatan dan catatan dimasukkan sebagai bahan
refleksi antara observer dan peneliti untuk melakukan evaluasi selanjutnya.
Hasil
observasi dan monitoring pada tindakan kelas siklus I dapat dilaporkan sebagai
berikut :
1.
Pada siklus I proses pembelajaran
berhitung permulaan sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
2.
Sebelum pembelajaran, guru
memperkenalkan yel-yel dan nyanyian TAKU (tambah kurang) dengan jari tangan
agar anak termotivasi dan tertarik untuk berperan secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan anak memahami posisi jari dalam berhitung dengan jarimatika.
3.
Guru berusaha menjadi fasilitator
dan mediator dalam pelaksanaan.
4.
Guru melakukan evaluasi secara
individu yaitu dengan memberikan simulasi penerapan jarimatika dalam
penyelesaian soal-soal sederhana.
Hasil
pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dalam setiap siklus pembelajaran
berhitung permulaan dengan menggunaan metode jarimatika menunjukkan sebagai
berikut.
1.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran
berhitung permulaan pada siklus I, terlihat bahwa siswa sangat antusias dalam
mengikuti pembelajaran, siswa senang dengan buka tutup jari tangannya dan
semangat dalam menjawab pertanyaan guru.
2.
Motivasi siswa dalam belajar
berhitung dengan metode jarimatika sudah cukup tinggi, hal ini terlihat dari
keaktifan siswa untuk mengikuti berhitung bersama dengan gembira dan selalu
menanyakan apakah betul hasilnya ini, kepada peneliti dan observer. Namun masih
ada siswa yang dengan perasaan ragu-ragu untuk membuka dan menutup jarinya,
setelah didekati dan diberi bimbingan siswapun mulai merasakan mudahnya
berhitung dengan jarimatika.
3.
Secara keseluruhan aktivitas siswa
pada siklus I belum mencapai target yang diharapkan, karena tingkat keaktifan
siswa belum maksimal.
Hasil
kemampuan dan motivasi anak untuk mengikuti pembelajaran berhitung pada siklus
I belum sesuai dengan harapan peneliti
karena belum mencapai target kemampuan yang diharapkan, maka peneliti bersama
teman sejawat melanjutkan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Tindakan
perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan yel-yel tambah kurang
jarimatika dan nyanyian sangat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran
berhitung permulaan, sehingga siswa dapat dengan mudah dan senang menggunakan
jari-jari tangannya untuk berhitung.
Pada
hasil review dan tes akhir siklus II,
kemampuan dan pemahaman siswa dalam belajar berhitung permulaan dengan metode
jarimatika telah terpenuhi yaitu dari 15 siswa yang mampu dan paham berhitung
dengan metode jarimatika mencapai 12 siswa atau 80%, sehingga perbaikan
pembelajaran berhitung permulaan berhenti pada siklus II.
Tindakan
perbaikan pembelajaran berhitung permulaan dengan metode jarimatika pada anak
kelompok B TK. Sejahtera telah selesai sampai pada siklus II, dari hasil
pengamatan dan tes yang telah dilaksanakan, pembelajaran berhitung berjalan
dengan lancar dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil
penelitian, observer bersama peneliti mendapatkan beberapa temuan-temuan dari hasil
tindakan perbaikan pembelajaran berhitung permulaan, yaitu :
1.
Anak menjadi paham proses berhitung
tambah kurang permulaan yang sederhana.
2.
Anak paham dan mampu menggunakan
jari-jari tangannya untuk berhitung dengan jarimatika.
3.
Anak menjadi semangat dalam belajar
berhitung.
Hal
ini terbukti dari studi awal sampai siklus II anak yang paham dan mampu belajar
berhitung permulaan dengan metode jarimatika mencapai 12 anak atau 80% ,
H.
Simpulan
Berdasarkan
temuan dan hasil yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.
37
|
2.
Kemampuan siswa yang menunjukkan
hasil belajarnya sejak digunakan metode jarimatika mengalami peningkatan ke arah
yang signifikan. Oleh karena itu, metode jarimatika dipandang suatu upaya yang
tepat untuk memperbaiki kinerja guru dan siswa, khususnya dalam pembelajaran
berhitung permulaan. Bukan saja itu yang meningkat pada guru dan siswa tetapi
juga motivasi kerja mereka mengalami peningkatan. Itu sebabnya terjadi
peningkatan ke arah yang diharapkan. Hal tersebut terbukti dari rekapitulasi
penilaian kemampuan anak dalam berhitung menggunakan metode jarimatika. Pada
studi awal hanya 4 anak atau 27% dari 15 siswa, pada siklus I siswa yang mampu
dan paham mencapai 47% atau 7 anak, jadi prestasi siswa dari studi awal ke
siklus I bertambah 3 anak atau 20%. Peningkatan kemampuan siswa dalam berhitung
menggunakan metode jarimatika yang cukup baik terlihat pada siklus II yaitu
mencapai 80% atau 12 anak dari 15 siswa.Motivasi siswa dalam pembelajaran
berhitung permulaan melalui metode jarimatika pada anak kelompok B TK. Sejahtera,
juga mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan berhitung dengan metode
jarimatika dilakukan dengan menggunakan nyanyian dan yel-yel yang tidak
membebani memori otak anak, sehingga anak merasa senang dan tidak
terbebani.Belajar berhitung dengan menggunakan metode jarimatika relatif tidak
memberatkan memori otak, karena diberikan secara menyenangkan maka sistem
diotak anak akan senantiasa terbuka sehingga memudahkan anak dalam menerima
materi baru dan ini merupakan langkah awal membangun rasa percaya diri anak
untuk lebih jauh menguasai ilmu matematika.
I.
Daftar Pustaka
Anggora
M.Toha, dkk (2008). Metode Penelitian.Jakarta
: Universitas Terbuka
Anonim
.2011.Pengertian Uji Validitas Data” UT.UPBJJ Ciamis, diakses (Minggu 23
Oktober 2011, 21.30) di Depdiknas (2007). Permaianan Berhitung Permulaan.
Jakarta.
Ian.
2011.“Pengertian Tentang Kemampuan”. UT.UPBJJ Ciamis. Diakses Selasa, 4 Oktober
2011, 14.30 dihttp://www.ian43.wordpress.com
Kayvan
Umy 2009.57 Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta: Media
Kita.
Lestari
Ririn Anggia, FIB UI (2009), UT.UPBJJ Ciamis diakses (Minggu 23 Oktober 2011,
21.45) di http://www.teorionline.wordpress.com/2010/01/24/
Pekerti
Widia, dkk .2010.,Metode Pengembangan Seni (PGTK 2402). Jakarta :
Universitas Terbuka.http://www.scribd.com/doc/54258199/21/Uji-validitas-data
Pengertian
Uji Validitas Data UT.UPBJJ Ciamis, diakses (Minggu 23 Oktober 2011, 21.30) di http://www.scribd.com/doc/54258199/21/Uji-validitas-data
Sujono Yuliani Nurani, dkk .2009. Metode
Pengembangan Kognitif. (PGTK2101) Jakarta : Universitas Terbuka.
Tim PKP PG PAUD. 2008. Panduan
Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani IGAK, dkk. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wulandani
Septi Peni. 2004. Jarimatika, Penambahan dan Pengurangan. Kawan Pustaka. (UT.
UPBJJ Purwokerto. Diakes (minggu/23 oktober 2011, 21.00) di http://www.jarimatika.com