A.
Judul
Peningkatan
Kemampuan Menyimak Melalui Penggunaan Teknik Simak Berantai Secara Kelompok
pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis
Tahun Pelajaran 2008/2009
B.
Nama Penulis
Siti Jenab, A.Ma.Pd
C.
Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: Kemampuan menyimak,
dan teknik simak berantai secara kelompok
Setelah membahas hasil penelitian
tindakan kelas yang telah dilakukan di TK. Sejahtera Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciami, akhirnya dapat diambil simpulan guna
menjawab pokok masalah yang menjadi fokus kajian, yaitu sebagai berikut.
Penerapan teknik simak berantai secara kelompok untuk meningkatkan kemampuan
menyimak anak menempuh tahapan strategis berikut: (1) menyusun perencanaan
pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara
kelompok; (2) melaksanakan pembelajaran menyimak sesuai dengan rencana; (3)
mengevaluasi kemampuan menyimak anak; dan (4) menindaklanjuti hasil refleksi
terhadap kemampuan menyimak anak. Proses yang ditempuh dalam setiap tahapan
ini, baik yang dilakukan guru maupun anak
tidak lepas dari ketentuan teknik yang diupayakan demi tercapainya
tujuan yang diharapkan. Aktivitas belajar anak
bukan saja secara bertahap meningkat ke arah yang diharapkan tetapi juga
hasil belajar nya pun turut meningkat secara signifikan.Hal ini terbukti dari
hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas pada siklus
Iyang hanya rata-rata 69% menjadi 74% pada siklus II, dan 85% pada siklus III. Penguasaan anak terhadap materi pembelajaran menunjukkan
peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian,
yakni siklus I mencapai 5,48 menjadi 6,53 pada siklus II dan 7,33 pada siklus
III. Melalui langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok, anak merasa
senang mengikuti proses pembelajaran menyimak, yang akhirnya memberi dampak
perubahan pada meningkatnya kemampuan anak dalam memenuhi setiap tuntutan
pembelajaran.
D.
Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Kemampuan
anak dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, harus diupayakan sejak dini, agar terus meningkat. Tahapan pembelajaran
untuk menguasai kemampuan berkomunikasi tersebut, dimulai dari
menyimak.Selanjutnya belajar berbicara, membaca, dan menulis. Di sekolah,
membelajarkan anak hingga menguasai keempat tahapan kemampuan berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ini, sudah pasti
menjadi tanggung jawab guru.
Tuntutan
di atas, telah dan sedang diupayakan, termasuk oleh guru yang mengajar di
Kelompok B pada Anak Kelompok B TK Harapan
Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009.Ternyata,
membelajarkan anak pada kelompok ini agar berhasil menguasai aneka kemampuan
menyimak yang sudah ditetapkan dalam rencana kegiatan harian (RKH), tidaklah
mudah. Sejauh ini, tidak jarang dari upaya yang telah dilakukan guru, kurang
berhasil mencapai tarap kemampuan yang diharapkan, seperti dalam kemampuan
menyimak lambang-lambang bunyi bahasa dengan baik dan benar, misalnya, dalam
pengenalan huruf vocal a, i, u, e, o. Terlebih lagi dalam memenuhi tuntutan
pembelajaran menyimak setingkat lebih tinggi dari itu, seperti dapat mengulang
kembali pesan singkat yang disampaikan
guru pada saat kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir
pembelajaran, sebagian besar anak diketahui kurang mampu mengulang kembali
pesan itu secara utuh.Kondisi yang kurang diharapkan ini, tentu tidak terjadi
dengan sendirinya. Hasil refleksi awal, menunjukkan adanya keterkaitan erat
dengan pengelolaan proses pembelajaran yang telah dilakukan guru. Jelasnya,
pada saat proses pembelajaran itu sedang berlangsung, kondisi siswa tampak
kurang bergairah untuk belajar mengikuti petunjuk guru. Sebab itulah timbul
perilaku yang tidak diharapkan dan memberi dampak kurang baik terhadap
kemampuan anak dalam mencapai tujuan. Dari 26 anak pada kelompok ini, hanya ada
7 orang (26,92%) yang dinyatakan cukup mampu menyimak pesan yang disampaikan
dalam beberapa kalimat pendek. Sementara itu, selebihnya dari mereka, yakni 19
orang anak (73,03%) diketahui kurang mampu memenuhi tuntutan tersebut.
Kondisi
seperti di atas, jika terus dibiarkan akan memberi dampak tidak baik pada
proses belajar anak dalam mengikuti pembelajaran menyimak selanjutnya. Sebagai
guru yang telah mengajari mereka, penulis tidak cukup sampai pada merasa
prihatin, tetapi harus segera mengupayakan solusinya, yang dapat menimbulkan
perubahan perilaku belajarnya hingga semua dapat mencapai tarap kemampuan yang
diinginkan. Salah satu dari alternatif yang ada dan itu akan digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut, yaitu teknik simak berantai. Proses pembelajaran
menyimak melalui teknik ini, seperti dikemukakan Tarigan (2008: 72) yang
dikutip berikut ini “Guru membisikkan suatu pesan
kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa
kedua.Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga.Begitu seterusnya.
Siswa trerakhir menyebutkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru
memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak”.
Untuk
mengetahui sejauh mana teknik ini dapat memberi epek positif pada kinerja guru
dan anak dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran
menyimak pesan singkat, maka akan dilakukan suatu penelitian yang berorientasi
pada proses pemecahan masalah berdasarkan metode penelitian tindakan kelas.
Dorongan inilah kiranya yang telah memberi alasan dan arah ke depan kepada
penulis dalam mengelola proses pembelajaran menyimak pesan singkat, yang
diharapkan akan membawa perubahan yang baik pada aktivitas belajar dan
kemampuan anak dalammemenuhi tuntutan di dalamnya dengan baik.
b.
Rumusan Masalah
Pokok masalah
yang diajukan dalam penelitian dirumuskan melalui dua pertanyaan berikut.
1.
Bagaimana
langkah-langkah penggunaan teknik simak berantai yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan menyimak pesan singkat pada Anak
Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis?
2.
Bagaimana
peningkatan kemampuan menyimak pesan singkat pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak
Kabupaten Ciamis setelah
digunakan teknik simak berantai?
c.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini
secara khusus ditujukan untuk hal-hal berikut:
1.
mengetahui
dan mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan teknik simak berantai yang tepat
untuk meningkatkan kemampuan menyimak pesan singkat pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak
Kabupaten Ciamis;
2.
mengetahui
dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menyimak pesan singkat pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak
Kabupaten Ciamis setelah
digunakan teknik simak berantai.
E.
Kajian Teori dan
Hipotesis Tindakan
a.
Kajian Teori
Langkah-langkah
pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik simak berantai, secara teoretik
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.
Pra Simak atau Persiapan Menyimak
Pada tahap pra simak atau persiapan, guru melakukan
kegiatan , antara lain:
1) memberi salam kepada seluruh anak;
2) memimpin anak untuk do’a bersama dengan hidmat;
3) mengabsen kehadiran anak;
4) menjelaskan kegiatan dan tujuan pembelajaran menyimak
yang harus diikuti seluruh anak berdasarkan langkah-langkah simak berantai;
5) memotivasi anak agar memiliki semangat untuk belajar.
2.
Saat Simak atau Pelaksanaan Menyimak
Pada tahap
pelaksanaan menyimak berdasarkan teknik simak berantai, guru dan anak menempuh
langkah-langkah berikut:
1) guru melakukan simulasi simak berantai mengenai pesan
singkat dengan beberapa orang anak;
2) tiga orang anak melakukan simak berantai pesan singkat
sesuai dengan petunjuk guru, sedangkan guru menilai hasilnya pada anak ketiga;
3) empat orang anak melakukan simak berantai pesan singkat
sesuai dengan petunjuk guru, sedangkan guru menilai hasilnya pada anak keempat;
4) lima orang anak melakukan simak berantai pesan singkat
sesuai dengan petunjuk guru, sedangkan guru menilai hasilnya pada anak kelima;
5) enam orang anak melakukan simak berantai pesan singkat
sesuai dengan petunjuk guru, sedangkan guru menilai hasilnya pada anak keenam;
6) seluruh anak melakukan simak berantai pesan singkat
sesuai dengan petunjuk guru; sedangkan guru menilai hasilnya pada anak yang
paling akhir.
3.
Pascasimak
Pascasimak, guru dan anak menempuh
langkah-langkah berikut:
1) guru memberi tindak lanjut untuk lebih memahamkan anak
pada kegiatan yang baru ditempuh, dengan cara memberi simpulan;
2) guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan do’a
bersama.
b.
Hipotesis
Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam
penelitian ini, yaitu “Terdapat peningkatan kemampuan menyimak pesan singkat
pada Anak Kelompok B TK Harapan
Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis setelah digunakan teknik simak
berantai”.Hipotesis tersebut merupakan jawaban sementara atas pokok
permasalahan penelitian yang kebenarannya harus dibuktikan melalui data empiris
dari lapangan.
F. Metodologi Penelitian
a.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Anak
Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis Tahun
Pelajaran 2008/2009, yang terdiri atas 15 anak perempuan dan 11 anak laki-laki.
Pemilihan subjek tersebut dilakukan untuk memperbaiki proses belajar anak dalam
pembelajaran menyimak, agar setelah mendapatkan perlakuan (treatement) yang diupayakan, mengalami peningkatan kemampuannya
dalam menyimak pesan singkat.
b.
Metode dan Desain Penelitian
a)
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan
metode penelitian tindakan kelas (action
research classroom). Menurut Syamsuddin dan Damaianti (2009: 221) “Penelitian
tindakan kelas merupakan upaya mengujicobakan ide-ide ke dalam praktik
pembelajaran untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak
nyata dari situasi.Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian
refleksi diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi social
untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka,
serta pemahaman mereka mengenai praktik ini dan terhadap situasi tempat
dilakukan praktik-praktik ini”.
b)
Desain
Penelitian
Penelitian
tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak pesan singkat
melalui penggunaan teknik simak berantai ini,
direncanakan dalam tiga siklus. Dalam setiap siklusnya didesain
berdasarkan model Elliot. Adapun tahap penerapannya, seperti pada gambar
berikut.
Ide
awal
|
Temuan
analisis
|
Perencanaan
umum siklus 1
Tindakan
1,2,3
|
Monitoring
implementasi dan efeknya
|
Implementasi
siklus 1 tindakan 1,2 dan 3
|
Perbaikan perencanaan
|
Monitoring
Implementasi dan Efek
|
Implementasi
siklus II tindakan 1,2 dan 3
|
Revisi
perencanaan umum
|
Penjeasan
kegagalan implementasi
|
Perbaikan
Perencanaan
|
Impelmentasi
siklus III tindakan 1,2 dan 3
|
Monitoring
Implementasi dan Efek
|
c)
Teknik Pengumpulan
Data dan Analisis Data
1.
Teknik Pengumpulan
Data
Ada beberapa
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian, seperti dijelaskan
berikut.
1)
Teknik Observasi
Teknik observasi atau pengamatan digunakan untuk memperoleh data
aktivitas kemampuan anak selama mengikuti proses pembelajaran menyimak pesan
singkat yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai.
2)
Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data keterangan sehubungan
dengan apa yang dirasakan anak selama mengikuti proses pembelajaran menyimak
pesan singkat yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai.
3)
Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk
mendapatkan data kemampuan menyimak pesan singkat pada anak setelahnya
mengikuti proses pembelajaran menyimak pesan singkat yang disajikan dengan
menggunakan teknik simak berantai.
4)
Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapat data berupa dokumen-dokumen
penting terkait dengan proses pembelajaran menyimak pesan singkat yang
disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai.
2.
Teknik Analisis
Data
Data yang berhasil dikumpulkan melalui berbagai
teknik dan instrumen yang digunakan, dianalisis secara deskritif dengan
menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran menyimak pesan singkat yang disajikan dengan menggunakan
teknik simak berantai, baik itu yang menyangkut aktivitas kemampuan anak selama
mengikuti langkah-langkah teknis pembelajaran, proses berlangsungnya
pembelajaran, maupun kemampuan anak dalam menyimak pesan singkat setelah
mengikuti proses pembelajaran.Jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)
Aktivitas
kemampuan anak selama mengikuti langkah-langkah teknis pembelajaran, dianalisis
tingkat keaktifannya, yang dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan
rendah.
2)
Proses
berlangsungnya pembelajaran menyimak pesan singkat yang disajikan dengan
menggunakan teknik simak berantai, dianalisis
tingkat keberhasilannya, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi
berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
3)
Untuk
mengetahui data kemampuan anak dalam menyimak pesan singkat setelah mengikuti
proses pembelajaran berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai,
dilakukan dengan cara menganalisis nilai rata-rata hasil tes setiap siklus, kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
G.
Hasil Penelitian
dan Pembahasan
a.
Siklus I
Siklus I terdiri
dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta
replanning, seperti berikut ini.
1.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I,menempuh
langkah-langkah sebagai berikut.
1)
Tim
peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai secara kelompok.
2)
membuatrencana
pembelajaran menyimak yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai.
3)
Membuat
lembar kerja anak.
4)
Membuat
instrumen yang digunakan dalam PTK siklus I.
5)
Menyusun
alat evaluasi pembelajaran.
2.
Pelaksanaan
Pada saat awal
siklus I pelaksanaan tindakan belum sesuai dengan rencana.Hal ini disebabkan
oleh beberapa alasan berikut.
1)
Sebagian
kelompok belum terbiasa dengan kondisi belajar menyimak berdasarkan
langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
2)
Sebagian
kelompok belum memahami langkah-langkah pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik
simak berantai berkelompok secara utuh dan menyeluruh.
Untuk mengatasi permasalahanyang telah disebutkan, maka dilakukan upaya
sebagai berikut.
1)
Guru
secara intensif memberi pengertian kepada anaktentang cara belajar menyimak
berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
2)
Guru
membantu kelompok yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik
simak berantai secara kelompok.
Pada akhir siklus I dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan teman sejawat dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1)
Anak mulai terbiasa dengan kondisi belajar menyimak
berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
2)
Anak mulai merasa menyenangkan dengan pembelajaran
menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok;
3)
Anakmampu
menyimpulkan bahwa pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik simak
berantai secara kelompok memiliki langkah-langkah tertentu.
3. Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi
aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih tergolong
rendah dengan perolehan skor 27 atau 61,36%, sedangkan skor idealnya adalah 44.
Hal ini terjadi karena guru lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan
pengarahan kepada anak bagaimana mengikuti pembelajaran menyimak berdasarkan
langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
Hasil evaluasi
siklus I, penguasaan anak terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong
kurang. Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 62 atau
62%.
4. Refleksi dan Perencanaan Ulang
Adapun
keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I pembelajaran menyimak
yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai secara kelompok,
sebagai berikut.
1)
Guru
belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran menyimak berdasarkan
langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok. Hal ini diperoleh dari
hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 61,36%.
2)
Sebagian
anak belum terbiasa dengan kondisi belajar menyimak berdasarkan langkah-langkah
teknik simak berantai secara kelompok. Mereka merasa senang dan antusias dalam
belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas anak dalam
PBM hanya mencapai 69%.
3)
Hasil
evaluasi pada siklus 1 mencapai rata-rata 6,20.
4)
Masih
ada kelompok yang belum bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah
ditentukan. Hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang serius dalam
belajar.
5)
Masih
ada kelompok yang kurang mampu dalam melakukan aktivitas pembelajaran sesuai
dengan tuntutan.
Untuk memperbaiki kelemahan dan
mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada
pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut.
1)
Memberikan
motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan
pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai.
2)
Lebih
intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3)
Memberi
pengakuan atau penghargaan (reward).
b.
Siklus II
Sama halnya dengan siklus I, siklus
II terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan replanning.Deskripsi lebih
jelasnya mengenai empat tahapan ini sebagai berikut.
1.
Perencanaan
Perencanaan pada
siklus II didasarkan pada replanningsiklus
I, yakni sebagai berikut.
1)
Memberikan
motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan
pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai.
2)
Lebih
intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam memenuhi setiap
tuntutan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak
berantai.
3)
Memberi
pengakuan atau penghargaan (reward).
4)
Membuat
perangkat pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak
berantai yang lebih mudah dipahami oleh anak.
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
tindakan siklus 2 didasarkan pada rencana sebagai konsekuensi hasil dari
refleksi siklus I. Adapun deskripsi pelaksanaannya, sebagai berikut.
1)
Suasana
pembelajaran menyimak pada siklus II sudah mengarah pada langkah-langkah teknik
simak berantai secara kelompok. Tuntutan dalam pembelajaran, mampu dipenuhi
oleh hampir setiap anak. Anak dalam satu
kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran.
2)
Sebagian
besar anak merasa termotivasi untuk bertanya jawab dengan guru.
3)
Suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta.
3.
Observasi dan
Evaluasi
Hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan
tindakan siklus II menunjukkan perubahan yang lebih baik daripada siklus I. Jelasnya
mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)
Hasil
observasi aktivitas anak dalam PBM selama siklus IImeningkat ke arah yang lebih
baik.
2)
Hasil
observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus II tergolong sedang. Hal ini
berarti mengalami perbaikan dari siklus I. Dari skor ideal 44, nilai yang
diperoleh adalah 35 atau 80%.
3)
Hasil
evaluasi penguasaan anak terhadap materi
pembelajaran pada siklus II juga tergolong sedang, yakni dari nilai skor ideal
100 nilai rerata skor perolehan adalah 70 atau 70%.
4)
Hasil
ulangan harian siklus II mengalami peningkatan yang sebelumnya 5,48 menjadi
6,53. Ini berarti naik 1,05.
4.
Refleksi dan
Perencanaan Ulang
Adapun
keberhasilan yang diperoleh selama siklus 2 ini, sebagai berikut.
1)
Aktivitas
anak dalam PBM sudah mengarah ke langkah-langkah teknik simak berantai secara
kelompok. Anak mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas
yang diberikan guru. Anak mulai mampu
berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Hal ini
dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas anak meningkat dari
69% pada siklus I menjadi 74% pada siklus II.
2)
Meningkatnya
aktivitas anak dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam
mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran menyimak yang mengarah ke langkah-langkah
teknik simak berantai secara kelompok. Guru secara intensif membimbing
anak saat mengalami kesulitan dalam PBM.
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat
dari 61,36% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.
3)
Meningkatnya
aktivitas anak dalam melaksanakan evaluasi berdampak pada meningkatnya
kemampuan anak dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil
evaluasi diperoleh 6,20 pada siklus I meningkat menjadi 7,00 pada siklus II.
4)
Meningkatnya
rata-rata nilai ulangan harian pada siklus II menjadi 6,53.
c.
Siklus III
1.
Perencanaan
Perencanaan pada siklus III berdasarkan replanning siklus II, yaitu sebagai
berikut.
1)
Memberikan
motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan
pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai.
2)
Lebih
intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami dan
memenuhi tuntutan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik
simak berantai secara kelompok.
3)
Memberi
pengakuan atau penghargaan (reward).
4)
Membuat
perangkat pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak
berantai secara kelompok yang lebih baik lagi agar makin mudah dipahami oleh anak.
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus III
didasarkan pada rencana sebagai konsekuensi hasil dari refleksi siklus II.Adapun
gambaran dari suasana pembelajaran di siklus III, sebagai berikut.
1)
Suasana
pembelajaran menyimak sudah lebih mengarah pada langkah-langkah teknik simak
berantai secara kelompok. Tugas yang diberikan guru kepada anak mampu
dikerjakan dengan lebih baik lagi. Anak
dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi
pelajaran yang telah diberikan. Anak kelihatan lebih antusias mengikuti PBM.
2)
Hampir
semua anak merasa termotivasi untuk mengikuti PBM.
3)
Suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta.
3.
Observasi dan
Evaluasi
1)
Hasil
observasi siklus III, aktivitas guru dalam PBM mendapat rerata nilai perolehan
40 dari skor ideal 44 atau 91%. Hal ini berarti menunjukkan adanya peningkatan
yang sangat signifikan.
2)
Hasil
evaluasi siklus III, penguasaan anak
terhadap materi pembelajaran memiliki nilai rerata 85 atau 85% dari skor
ideal 100. Hal ini menunjukkan penguasaan anak terhadap materi pembelajaran
tergolong tinggi.
3)
Hasil
ulangan harian siklus III mengalami peningkatan yang cukup berarti, yakni 7,60,
sedangkan sebelumnya 5,48 pada siklus I dan pada siklus II 6,53.
4.
Refleksi
Adapun
keberhasilan yang diperoleh selama siklus 3, sebagai berikut.
1)
Aktivitas
anak dalam pembelajaran menyimak sudah mengarah pada langkah-langkah teknik
simak berantai secara kelompok.
Anak mampu membangun kerja sama
dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Anak mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan
tepat waktu dalam melaksanakannya. Hal ini dapat dilihat dari data hasil
observasi terhadap aktivitas anak meningkat
dari 74% pada siklus II menjadi 85% pada siklus III.
2)
Meningkatnya
aktivitas anak dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam
mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran menyimak yang mengarah
pada langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok. Guru secara intensif
membimbing anak, terutama saat anak
mengalami kesulitan dalam PBM dapat dilihat dari hasil observasi
aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 80% pada siklus II menjadi 91% pada
siklus III.
3)
Meningkatnya
aktivitas anak dalam melaksanakan evaluasi berkontribusi terhadap meningkatnya
kemampuan anak dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil
evaluasi 7,00 pada siklus II meningkat menjadi 8,50 pada siklus III.
4)
Meningkatnya
rata-rata nilai ulangan harian dari 5,48 (ulangan harian siklus I) menjadi 6,53
(ulangan harian siklus II) dan 7,33 (ulangan harian siklus III).
H. Simpulan
Simpulan
yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:
1.
40
|
2.
Penggunaan
teknik simak berantai secara kelompok, terbukti dapat meningkatkan kemampuan menyimak
anak dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran menyimak. Selain aktivitas
belajar anak terkesan lebih bermakna (meaningfullearning), potensi aktifnya
pun dalam menggali ide, saling berbagi dan menerima gagasan sehubungan dengan
materi ajar, bertanya jawab dengan teman dan guru, kreatif dalam prakarsa dan
tindakan dengan tidak melukai perasaan satu sama lain, hal ini terjadi pada saat
proses pembelajaran ini berlangsung. Dengan sendirinya, hasil belajar
masing-masing anak setelah menempuh proses akitivitas belajar secara terlatih
ini, meningkat. Hal ini terbukti dari hasil observasi memperlihatkan bahwa
terjadi peningkatan aktivitas yang pada siklus I hanya rata-rata 69% menjadi
74% pada siklus II, dan 85% pada siklus
III. Penguasaan anak terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal
ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian, yakni siklus I
mencapai 5,48 menjadi 6,53 pada siklus II dan 7,33 pada siklus III. Melalui langkah-langkah
ini, anak membangun sendiri pengetahuan,
menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang
harus dikuasai oleh anak, baik secara individu maupun kelompok.
I. Daftar Pustaka
Abdurrahman, M.dan Bintaro, T. 2000. Memahami dan Menangani Anak dengan Problem Belajar. Jakarta:
Depdiknas.
Anam, K. 2000. Implementasi Cooperative Learning. Bandung: Rosda Karya.
Arens, R.I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: Mc. Graw Hill.
Coles, Robert. 1997. The Moral Intelligence of Children. New York: Random House, in.
Garder, Howard. 1993. Multiple Intellegence. New York: Basic Books Harper Collins Publ.
Inc.
Goleman, Daniel. 1995. Emotional Intellegence. New York: Bantam Books.
Jonson, D.W. dan Jonson, R. 1991. Cooperative Learning Lesson Strukctures.
Edina, M.N: Interaction Book Company.
Johnson, R. dan Smith, K. 1991. Active Learning Cooperation in The College
Classroom. Edina, M.N: Interaction Book Company.
Lie, A. 1999. Model Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya: Citra Media.
........... 2000. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kelas. Jakarta: Grasindo.
Nurhadi. 2002. Pendekatan
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.
trims atas artikelnya ...
BalasHapusbisnis ppob
bisnis mantap
bisnis ibu rumah tangga
PPOB Pualing lengkap
PPOB buat kolektif-an