Kamis, 17 Oktober 2013

Peningkatan Kemampuan Menyimak Melalui Penggunaan Teknik Simak Berantai Secara Kelompok pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009



A.    Judul
Peningkatan Kemampuan Menyimak Melalui Penggunaan Teknik Simak Berantai Secara Kelompok pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009
B.     Nama Penulis
Siti Jenab, A.Ma.Pd
C.    Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: Kemampuan menyimak, dan teknik simak berantai secara kelompok
Setelah membahas hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di TK. Sejahtera Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciami, akhirnya dapat diambil simpulan guna menjawab pokok masalah yang menjadi fokus kajian, yaitu sebagai berikut. Penerapan teknik simak berantai secara kelompok untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak menempuh tahapan strategis berikut: (1) menyusun perencanaan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok; (2) melaksanakan pembelajaran menyimak sesuai dengan rencana; (3) mengevaluasi kemampuan menyimak anak; dan (4) menindaklanjuti hasil refleksi terhadap kemampuan menyimak anak. Proses yang ditempuh dalam setiap tahapan ini, baik yang dilakukan guru maupun anak  tidak lepas dari ketentuan teknik yang diupayakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Aktivitas belajar anak  bukan saja secara bertahap meningkat ke arah yang diharapkan tetapi juga hasil belajar nya pun turut meningkat secara signifikan.Hal ini terbukti dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas pada siklus Iyang hanya rata-rata 69% menjadi 74% pada siklus II,  dan 85% pada siklus III. Penguasaan anak  terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian, yakni siklus I mencapai 5,48 menjadi 6,53 pada siklus II dan 7,33 pada siklus III. Melalui langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok, anak merasa senang mengikuti proses pembelajaran menyimak, yang akhirnya memberi dampak perubahan pada meningkatnya kemampuan anak dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran.

D.    Pendahuluan
a.      Latar Belakang Masalah
Kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, harus diupayakan sejak dini, agar terus meningkat. Tahapan pembelajaran untuk menguasai kemampuan berkomunikasi tersebut, dimulai dari menyimak.Selanjutnya belajar berbicara, membaca, dan menulis. Di sekolah, membelajarkan anak hingga menguasai keempat tahapan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ini, sudah pasti menjadi tanggung jawab guru.
Tuntutan di atas, telah dan sedang diupayakan, termasuk oleh guru yang mengajar di Kelompok B pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009.Ternyata, membelajarkan anak pada kelompok ini agar berhasil menguasai aneka kemampuan menyimak yang sudah ditetapkan dalam rencana kegiatan harian (RKH), tidaklah mudah. Sejauh ini, tidak jarang dari upaya yang telah dilakukan guru, kurang berhasil mencapai tarap kemampuan yang diharapkan, seperti dalam kemampuan menyimak lambang-lambang bunyi bahasa dengan baik dan benar, misalnya, dalam pengenalan huruf vocal a, i, u, e, o. Terlebih lagi dalam memenuhi tuntutan pembelajaran menyimak setingkat lebih tinggi dari itu, seperti dapat mengulang kembali  pesan singkat yang disampaikan guru pada saat kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir pembelajaran, sebagian besar anak diketahui kurang mampu mengulang kembali pesan itu secara utuh.Kondisi yang kurang diharapkan ini, tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Hasil refleksi awal, menunjukkan adanya keterkaitan erat dengan pengelolaan proses pembelajaran yang telah dilakukan guru. Jelasnya, pada saat proses pembelajaran itu sedang berlangsung, kondisi siswa tampak kurang bergairah untuk belajar mengikuti petunjuk guru. Sebab itulah timbul perilaku yang tidak diharapkan dan memberi dampak kurang baik terhadap kemampuan anak dalam mencapai tujuan. Dari 26 anak pada kelompok ini, hanya ada 7 orang (26,92%) yang dinyatakan cukup mampu menyimak pesan yang disampaikan dalam beberapa kalimat pendek. Sementara itu, selebihnya dari mereka, yakni 19 orang anak (73,03%) diketahui kurang mampu memenuhi tuntutan tersebut.  
Kondisi seperti di atas, jika terus dibiarkan akan memberi dampak tidak baik pada proses belajar anak dalam mengikuti pembelajaran menyimak selanjutnya. Sebagai guru yang telah mengajari mereka, penulis tidak cukup sampai pada merasa prihatin, tetapi harus segera mengupayakan solusinya, yang dapat menimbulkan perubahan perilaku belajarnya hingga semua dapat mencapai tarap kemampuan yang diinginkan. Salah satu dari alternatif yang ada dan itu akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu teknik simak berantai. Proses pembelajaran menyimak melalui teknik ini, seperti dikemukakan Tarigan (2008: 72) yang dikutip berikut ini “Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua.Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga.Begitu seterusnya. Siswa trerakhir menyebutkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak”.
Untuk mengetahui sejauh mana teknik ini dapat memberi epek positif pada kinerja guru dan anak dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menyimak pesan singkat, maka akan dilakukan suatu penelitian yang berorientasi pada proses pemecahan masalah berdasarkan metode penelitian tindakan kelas. Dorongan inilah kiranya yang telah memberi alasan dan arah ke depan kepada penulis dalam mengelola proses pembelajaran menyimak pesan singkat, yang diharapkan akan membawa perubahan yang baik pada aktivitas belajar dan kemampuan anak dalammemenuhi tuntutan di dalamnya dengan baik.
b.      Rumusan Masalah
Pokok masalah yang diajukan dalam penelitian dirumuskan melalui dua pertanyaan berikut.
1.      Bagaimana langkah-langkah penggunaan teknik simak berantai yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menyimak pesan singkat pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis?
2.      Bagaimana peningkatan kemampuan menyimak pesan singkat pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis setelah digunakan teknik simak berantai?
c.       Tujuan Penelitian 
Penelitian ini secara khusus ditujukan untuk hal-hal berikut:
1.      mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan teknik simak berantai yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menyimak pesan singkat pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis;
2.      mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menyimak pesan singkat pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis setelah digunakan teknik simak berantai.

E.     Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
a.      Kajian Teori
Langkah-langkah pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik simak berantai, secara teoretik dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Pra Simak  atau Persiapan Menyimak
Pada tahap pra simak atau persiapan, guru melakukan kegiatan , antara lain:
1)      memberi salam kepada seluruh anak;
2)      memimpin anak untuk do’a bersama dengan hidmat;
3)      mengabsen kehadiran anak;
4)      menjelaskan kegiatan dan tujuan pembelajaran menyimak yang harus diikuti seluruh anak berdasarkan langkah-langkah simak berantai;
5)      memotivasi anak agar memiliki semangat untuk belajar.
2.      Saat Simak atau Pelaksanaan Menyimak
       Pada tahap pelaksanaan menyimak berdasarkan teknik simak berantai, guru dan anak menempuh langkah-langkah berikut:
1)      guru melakukan simulasi simak berantai mengenai pesan singkat dengan beberapa orang anak;
2)      tiga orang anak melakukan simak berantai pesan singkat sesuai dengan petunjuk guru, sedangkan guru menilai hasilnya pada anak ketiga;
3)      empat orang anak melakukan simak berantai pesan singkat sesuai dengan petunjuk guru, sedangkan guru menilai hasilnya pada anak keempat;
4)      lima orang anak melakukan simak berantai pesan singkat sesuai dengan petunjuk guru, sedangkan guru menilai hasilnya pada anak kelima;
5)      enam orang anak melakukan simak berantai pesan singkat sesuai dengan petunjuk guru, sedangkan guru menilai hasilnya pada anak keenam;
6)      seluruh anak melakukan simak berantai pesan singkat sesuai dengan petunjuk guru; sedangkan guru menilai hasilnya pada anak yang paling akhir.
3.      Pascasimak
       Pascasimak, guru dan anak menempuh langkah-langkah berikut:
1)   guru memberi tindak lanjut untuk lebih memahamkan anak pada kegiatan yang baru ditempuh, dengan cara memberi simpulan;
2)   guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan do’a bersama.
b.      Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Terdapat peningkatan kemampuan menyimak pesan singkat pada Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis setelah digunakan teknik simak berantai”.Hipotesis tersebut merupakan jawaban sementara atas pokok permasalahan penelitian yang kebenarannya harus dibuktikan melalui data empiris dari lapangan.

F.  Metodologi Penelitian
a.   Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Anak Kelompok B TK Harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009, yang terdiri atas 15 anak perempuan dan 11 anak laki-laki. Pemilihan subjek tersebut dilakukan untuk memperbaiki proses belajar anak dalam pembelajaran menyimak, agar setelah mendapatkan perlakuan (treatement) yang diupayakan, mengalami peningkatan kemampuannya dalam menyimak pesan singkat. 
b.      Metode dan Desain Penelitian
a)      Metode Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian tindakan kelas (action research classroom). Menurut Syamsuddin dan Damaianti (2009: 221) “Penelitian tindakan kelas merupakan upaya mengujicobakan ide-ide ke dalam praktik pembelajaran untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi.Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi social untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktik ini dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik ini”.

b)     Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak pesan singkat melalui penggunaan teknik simak berantai ini,  direncanakan dalam tiga siklus. Dalam setiap siklusnya didesain berdasarkan model Elliot. Adapun tahap penerapannya, seperti pada gambar berikut.


Ide awal
Temuan analisis
Perencanaan umum siklus 1
Tindakan 1,2,3
Monitoring implementasi dan efeknya
Implementasi siklus 1 tindakan 1,2 dan 3
Perbaikan perencanaan
Monitoring Implementasi dan Efek
Implementasi siklus II tindakan 1,2 dan 3
Revisi perencanaan umum
Penjeasan kegagalan implementasi
Perbaikan Perencanaan
Impelmentasi siklus III tindakan 1,2 dan 3
Monitoring Implementasi dan Efek

 


















c)      Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
1.      Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian, seperti dijelaskan berikut.
1)      Teknik Observasi
       Teknik observasi atau pengamatan digunakan untuk memperoleh data aktivitas kemampuan anak selama mengikuti proses pembelajaran menyimak pesan singkat yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai.
2)      Teknik Wawancara
       Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data keterangan sehubungan dengan apa yang dirasakan anak selama mengikuti proses pembelajaran menyimak pesan singkat yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai. 

3)      Teknik Tes
       Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan menyimak pesan singkat pada anak setelahnya mengikuti proses pembelajaran menyimak pesan singkat yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai.
4)      Teknik Dokumentasi
        Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapat data berupa dokumen-dokumen penting terkait dengan proses pembelajaran menyimak pesan singkat yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai. 
2.      Teknik Analisis Data
Data yang berhasil dikumpulkan melalui berbagai teknik dan instrumen yang digunakan, dianalisis secara deskritif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran menyimak pesan singkat yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai, baik itu yang menyangkut aktivitas kemampuan anak selama mengikuti langkah-langkah teknis pembelajaran, proses berlangsungnya pembelajaran, maupun kemampuan anak dalam menyimak pesan singkat setelah mengikuti proses pembelajaran.Jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)      Aktivitas kemampuan anak selama mengikuti langkah-langkah teknis pembelajaran, dianalisis tingkat keaktifannya, yang dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2)      Proses berlangsungnya pembelajaran menyimak pesan singkat yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai, dianalisis  tingkat keberhasilannya, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
3)      Untuk mengetahui data kemampuan anak dalam menyimak pesan singkat setelah mengikuti proses pembelajaran berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai, dilakukan dengan cara menganalisis nilai rata-rata hasil tes setiap siklus, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.

G.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.    Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta replanning, seperti berikut ini.
1.      Perencanaan
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I,menempuh langkah-langkah sebagai berikut.
1)      Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai secara kelompok.
2)        membuatrencana pembelajaran menyimak yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai.
3)        Membuat lembar kerja anak.
4)        Membuat instrumen yang digunakan dalam PTK siklus I.
5)        Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2.    Pelaksanaan
Pada saat awal siklus I pelaksanaan tindakan belum sesuai dengan rencana.Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan berikut.
1)      Sebagian kelompok belum terbiasa dengan kondisi belajar menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
2)      Sebagian kelompok belum memahami langkah-langkah pembelajaran  menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai berkelompok secara utuh dan menyeluruh.
Untuk mengatasi permasalahanyang telah disebutkan, maka dilakukan upaya sebagai berikut.
1)      Guru secara intensif memberi pengertian kepada anaktentang cara belajar menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
2)   Guru membantu kelompok yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran  menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
         Pada akhir siklus I dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi  dengan teman sejawat dapat disimpulkan sebagai berikut.
1)      Anak  mulai terbiasa dengan kondisi belajar menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
2)   Anak  mulai merasa menyenangkan dengan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok;
3)   Anakmampu menyimpulkan bahwa pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik simak berantai secara kelompok memiliki langkah-langkah tertentu.
3.   Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih tergolong rendah dengan perolehan skor 27 atau 61,36%, sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena guru lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan pengarahan kepada anak bagaimana mengikuti pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
Hasil evaluasi siklus I, penguasaan anak terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong kurang. Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 62 atau 62%.



4.   Refleksi dan Perencanaan Ulang
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I pembelajaran menyimak yang disajikan dengan menggunakan teknik simak berantai secara kelompok, sebagai berikut.
1)      Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai 61,36%.
2)   Sebagian anak belum terbiasa dengan kondisi belajar menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok. Mereka merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas anak dalam PBM hanya mencapai 69%.
3)   Hasil evaluasi pada siklus 1 mencapai rata-rata 6,20.
4)   Masih ada kelompok yang belum bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang serius dalam belajar.
5)   Masih ada kelompok yang kurang mampu dalam melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan tuntutan.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut.
1)      Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai.
2)      Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3)      Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).

b.      Siklus II
Sama halnya dengan siklus I, siklus II terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan replanning.Deskripsi lebih jelasnya mengenai empat tahapan ini sebagai berikut.
1.      Perencanaan
Perencanaan pada siklus II didasarkan pada replanningsiklus I, yakni sebagai berikut.
1)      Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai.
2)      Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai.
3)      Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
4)      Membuat perangkat pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai yang lebih mudah dipahami oleh anak.
2.      Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus 2 didasarkan pada rencana sebagai konsekuensi hasil dari refleksi siklus I. Adapun deskripsi pelaksanaannya, sebagai berikut.
1)   Suasana pembelajaran menyimak pada siklus II sudah mengarah pada langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok. Tuntutan dalam pembelajaran, mampu dipenuhi oleh hampir setiap anak. Anak  dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran.
2)   Sebagian besar anak merasa termotivasi untuk bertanya jawab dengan guru.
3)   Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta.
3.      Observasi dan Evaluasi
Hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan perubahan yang lebih baik daripada siklus I. Jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)   Hasil observasi aktivitas anak dalam PBM selama siklus IImeningkat ke arah yang lebih baik.
2)   Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus II tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus I. Dari skor ideal 44, nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80%.
3)   Hasil evaluasi penguasaan anak  terhadap materi pembelajaran pada siklus II juga tergolong sedang, yakni dari nilai skor ideal 100 nilai rerata skor perolehan adalah 70 atau 70%.
4)   Hasil ulangan harian siklus II mengalami peningkatan yang sebelumnya 5,48 menjadi 6,53. Ini berarti naik 1,05.
4.      Refleksi dan Perencanaan Ulang
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus 2 ini, sebagai berikut.
1)   Aktivitas anak dalam PBM sudah mengarah ke langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok. Anak mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Anak  mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas anak meningkat dari 69% pada siklus I menjadi 74% pada siklus II.
2)   Meningkatnya aktivitas anak dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran menyimak yang mengarah ke langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok. Guru secara intensif membimbing anak  saat mengalami kesulitan dalam PBM. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 61,36% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.
3)   Meningkatnya aktivitas anak dalam melaksanakan evaluasi berdampak pada meningkatnya kemampuan anak dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi diperoleh 6,20 pada siklus I meningkat menjadi 7,00 pada siklus II.
4)   Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian pada siklus II menjadi 6,53.
c.    Siklus III
1.      Perencanaan
Perencanaan pada siklus III berdasarkan replanning siklus II, yaitu sebagai berikut.
1)   Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai.
2)   Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami dan memenuhi tuntutan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.
3)   Memberi pengakuan atau penghargaan (reward).
4)   Membuat perangkat pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok yang lebih baik lagi agar makin mudah dipahami oleh anak.
2.      Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus III didasarkan pada rencana sebagai konsekuensi hasil dari refleksi siklus II.Adapun gambaran dari suasana pembelajaran di siklus III, sebagai berikut.
1)   Suasana pembelajaran menyimak sudah lebih mengarah pada langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok. Tugas yang diberikan guru kepada anak mampu dikerjakan dengan lebih baik lagi. Anak  dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Anak kelihatan lebih antusias mengikuti PBM.
2)   Hampir semua anak merasa termotivasi untuk mengikuti PBM.
3)   Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta.
3.      Observasi dan Evaluasi
1)   Hasil observasi siklus III, aktivitas guru dalam PBM mendapat rerata nilai perolehan 40 dari skor ideal 44 atau 91%. Hal ini berarti menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan.
2)   Hasil evaluasi siklus III, penguasaan anak  terhadap materi pembelajaran memiliki nilai rerata 85 atau 85% dari skor ideal 100. Hal ini menunjukkan penguasaan anak terhadap materi pembelajaran tergolong tinggi.
3)   Hasil ulangan harian siklus III mengalami peningkatan yang cukup berarti, yakni 7,60, sedangkan sebelumnya 5,48 pada siklus I dan pada siklus II  6,53.
4.      Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus 3, sebagai berikut.
1)   Aktivitas anak dalam pembelajaran menyimak sudah mengarah pada langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok.  Anak  mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Anak  mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas anak  meningkat dari 74% pada siklus II menjadi 85% pada siklus III.
2)   Meningkatnya aktivitas anak dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran menyimak yang mengarah pada langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok. Guru secara intensif membimbing anak, terutama saat anak  mengalami kesulitan dalam PBM dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 80% pada siklus II menjadi 91% pada siklus III.
3)   Meningkatnya aktivitas anak dalam melaksanakan evaluasi berkontribusi terhadap meningkatnya kemampuan anak dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 7,00 pada siklus II meningkat menjadi 8,50 pada siklus III.
4)   Meningkatnya rata-rata nilai ulangan harian dari 5,48 (ulangan harian siklus I) menjadi 6,53 (ulangan harian siklus II) dan 7,33 (ulangan harian siklus III).

H.    Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:
1.     
40
Penggunaan teknik simak berantai secara berkolompok terbukti dapat meningkatkan kemampuan anak Kelompok B TK. Sejahtera, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran menyimak. Keberhasilan upaya ini tidak lepas dari langkah-langkah strategis yang diupayakan guru, yakni: (1) menyusun perencanaan pembelajaran menyimak berdasarkan langkah-langkah teknik simak berantai secara kelompok; (2) melaksanakan pembelajaran menyimak sesuai dengan rencana; (3) mengevaluasi kemampuan anak dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran menyimak; dan (4) menindaklanjuti hasil refleksi terhadap kemampuan menyimak anak. Proses yang ditempuh dalam setiap tahapan ini, baik yang dilakukan guru maupun anak tidak lepas dari ketentuan yang berlaku, demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Aktivitas belajar anak  bukan saja secara bertahap sesuai dengan norma pembelajaran ini, tetapi juga hasil yang didapat pun secara bertahap meningkat pula. Anak  menjadi aktif dan memahami perannya sebagai apa dalam pembelajaran. Antaranak  bukan saja tampak merasa senang dan antusias saat berbagi ide dan  bertanya jawab, tetapi juga santun dalam melakukan hal itu. Itu sebabnya teknik ini diterapkan.
2.      Penggunaan teknik simak berantai secara kelompok, terbukti dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran menyimak. Selain aktivitas belajar anak  terkesan lebih bermakna (meaningfullearning), potensi aktifnya pun dalam menggali ide, saling berbagi dan menerima gagasan sehubungan dengan materi ajar, bertanya jawab dengan teman dan guru, kreatif dalam prakarsa dan tindakan dengan tidak melukai perasaan satu sama lain, hal ini terjadi pada saat proses pembelajaran ini berlangsung. Dengan sendirinya, hasil belajar masing-masing anak setelah menempuh proses akitivitas belajar secara terlatih ini, meningkat. Hal ini terbukti dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas yang pada siklus I hanya rata-rata 69% menjadi 74% pada siklus II,  dan 85% pada siklus III. Penguasaan anak terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian, yakni siklus I mencapai 5,48 menjadi 6,53 pada siklus II dan 7,33 pada siklus III. Melalui langkah-langkah ini, anak  membangun sendiri pengetahuan, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh anak, baik secara individu maupun kelompok.
I.       Daftar Pustaka
Abdurrahman, M.dan Bintaro, T. 2000. Memahami dan Menangani Anak  dengan Problem Belajar. Jakarta: Depdiknas.
Anam, K. 2000. Implementasi Cooperative Learning. Bandung: Rosda Karya.
Arens, R.I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: Mc. Graw Hill.
Coles, Robert. 1997. The Moral Intelligence of Children. New York: Random House, in.
Garder, Howard. 1993. Multiple Intellegence. New York: Basic Books Harper Collins Publ. Inc.
Goleman, Daniel. 1995. Emotional Intellegence. New York: Bantam Books.
Jonson, D.W. dan Jonson, R. 1991. Cooperative Learning Lesson Strukctures. Edina, M.N: Interaction Book Company.
Johnson, R. dan Smith, K. 1991. Active Learning Cooperation in The College Classroom. Edina, M.N: Interaction Book Company.
Lie, A. 1999. Model Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya: Citra Media.
........... 2000. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.

1 komentar: